Senin, 27 Mei 2013

Teratai Mustika Yang Cacat 022



Jalan melatih diri, tak terhindarkan dari tekanan dan liku-liku, janganlah mundur!

Melafal Amituofo untuk kebahagiaan diri sendiri, serta mendoakan insan lain.

Mari kita lakukan introspeksi diri, kita yang bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, bila bertemu dengan kondisi seperti mereka, mengalami tekanan dan liku-liku di jalanan, apakah kita akan terpengaruh, dan perasaan pun ikut berubah? Atau melupakan tujuan kita yang semula? Kalau kita harus menanti sampai seluruh manusia di dunia ini jadi begitu ramah, dan setiap orang memperlakukan kita dengan sopan, barulah kita bisa merasa bahagia, maka selamanya kita tak perlu berbahagia lagi! Bila sikap orang lain pada kita buruk, kita boleh melafal Amituofo untuk memberi diri sendiri rasa sukacita, juga mendoakan berkah baginya agar dia berubah jadi baik. Jika dikarenakan dua hal yang tak menyenangkan maka timbul kerisauan dan mengubah arah jalan jadi berbalik, atau memikirkan hal ini selama liburan, membahas hal yang tak menyenangkan ini, anda merasa apakah hal ini bernilai?

Jalan mundur lebih menambah kepahitan dan penderitaan, lebih baik bulatkan tekad melangkah maju sampai ke tujuan.

Kembali pada pokok persoalan, apakah dengan memutar mobil ke arah pulang, maka di jalanan takkan bertemu lagi dengan kejadian yang tak menyenangkan?  Mungkin saja dengan perasaan yang galau menyetir dalam perjalanan pulang, malah akan bertemu hal yang lebih parah! Akhirnya tujuan liburan jadi batal, malah menambah penderitaan......banyak praktisi yang bertemu dengan pukulan, segera putus asa dan melangkah mundur, akhirnya baru menyadari bahwa jalan mundur  lebih pahit dan menderita. Lebih baik bulatkan tekad melangkah maju sampai ke tujuan!

Anda merasa diri anda termasuk tipe yang mana dari tiga sahabat Dharma tersebut?

Menurut anda, dari mereka bertiga, siapa yang lebih bahagia?

Amituofo! Amituofo! Amituofo!

Dikutip dari ceramah Master Dao-zheng :  “Teratai Mustika Yang Cacat”. 

道證法師~《缺陷變寶蓮》