Minggu, 26 Mei 2013

Teratai Mustika Yang Cacat 013



Bila hati manusia mengamalkan ajaran, dengan sendirinya takkan muncul kerisauan

“Bila hati manusia mengamalkan ajaran, dengan sendirinya takkan muncul kerisauan”, praktisi Nian-fo juga demikian, bila hati kita senantiasa peduli dan melekat pada orang lain, masalah dan kondisi luar, mata dan telinga kita juga ikut berhamburan keluar, sesungguhnya kita tidak menfokuskan pikiran pada Buddha, kemudian pikirkan kembali, masalah yang kita pedulikan dan kita kejar, apakah sama dengan sebongkah batu, yang tidak ada kaitannya dengan tekad kita terlahir ke Alam Sukhavati, jadi apa yang masih perlu dipedulikan? Apa nilainya sehingga kita harus menghabiskan tenaga untuk mengejarnya?

Sibuk mengejar batu, tidak melihat Buddha

Apakah kita sudi menjadi anjing batu? Master Guang-qin berkata : “Kalau begitu tidak berpendirian bagaimana bisa terlahir ke Alam Sukhavati?” Harus memiliki kebijaksanaan, dapat mengikhlaskan --- “batu yang dilempar tak layak dikejar”,  teguhkan hati jangan mengejarnya, barulah memiliki pendirian, melafal Amituofo barulah mendapat pembebasan, bila tidak, ketika Buddha Amitabha datang, anda masih terus sibuk mengejar batu, sampai akhirnya Buddha tidak kelihatan lagi!

Dikutip dari ceramah Master Dao-zheng :  “Teratai Mustika Yang Cacat”.