Kisah Pasien yang diborgol (bagian 4 - Tamat)
Mengangkat senjata bukanlah pemberani; menang melawan diri sendiri, barulah pemberani!
Suster ini membalikkan kepala dan berkata : “Hei! Melafal Amituofo ternyata berguna juga, kekuatan Buddha Amitabha sungguh tiada batas!”, mendengar ucapannya saya merasa terharu dan juga malu, karena saya yang sudah begitu lama mendengar ceramah Dharma namun juga tidak bisa seperti dia yang begitu cepat langsung berubah kepribadiannya, tabiatnya, sungguh luar biasa. Orang yang bisa mengangkat senjata pergi berperang, bukanlah seorang pemberani; namun orang yang bisa menang melawan diri sendiri, barulah ksatria pemberani! Saya sangat mengkagumi keberaniannya!
Jasa kebajikan dari nama Buddha Amitabha
Kembali ke jalan yang benar,menjadi Bodhisattva!
Kejadian ini membuatku teringat pada ucapan Master Ou-yi bahwa jasa kebajikan dari nama Buddha Amitabha benar-benar dapat menggerakkan benih kebajikan yang ada pada setiap insan, dapat membuka harta yang terpendam dalam diri kita.
. Keesokkan harinya, ketika kami mengadakan pemeriksaan kamar, saya melihat rupang Buddha ditempel di ruang pasien yang ada di sebelahnya, dan sengaja ditempel sedemikian rupa untuk memudahkan pasien itu agar dapat senantiasa memandang Nya. Saya menjadi heran dan ketika agak luang saya bertanya padanya dan dia menjawab : “Saya melihat pasien baru yang bersebelahan denganku, kondisinya lebih parah dan lebih menderita, maka itu saya mengalihkan rupang Buddha dan tasbih kepadanya, juga menasehatinya agar melafal Amituofo serta membantunya melafal Amituofo”. Kemudian dia bertanya lagi : ”Bolehkah saya meminta tasbih lagi?” Kali ini saya terharu sampai tasbih panjang yang tiap hari saya gunakan untuk melakukan kebaktian, saya hadiahkan kepadanya.
Dengan welas asih Buddha, dia menaklukkan kerisauannya, saya sungguh tak rela dia dipenjarakan!
Pikir-pikir saya jadi malu, sejak usia 12 tahun saya telah mendengar Dharma Buddha, namun 10-20 tahun berlalu sia-sia, tidak sebanding dengan anak muda itu, yang begitu mendengar langsung mengamalkan, dalam satu malam langsung berubah, dan juga bisa langsung membantu insan lain! Saya sungguh tak rela dia dipenjarakan! Dia telah berhasil menaklukan amarah dan kerisauannya, sungguh tak perlu dipenjara! Penyakitnya sembuh dengan cepat, setelah dia dipindahkan dari ruang ICU ke kamar biasa, sejak itu kami tak pernah bertemu lagi.
Memberikan hormat kepada bayangan yang menapaki kuntum teratai.
Kemudian pada suatu hari ketika saya menaiki tangga ke lantai 10, saat melewati kamar pasien di lantai 5, kebetulan melihat ada 2 bayangan manusia, begitu menghampiri mereka – ternyata adalah polisi dan seorang tahanan yang kakinya diborgol, tangannya menggenggam tasbih panjang, saya terus menatap kedua bayangan yang terus melangkah menjauh, melihat tangannya yang menggengam tasbih, menghitung sebutir demi sebutir, langkahnya yang begitu tenang.
Melihat bayangan dirinya yang semakin menjauh, saya memberikan penghormatan ke arahnya, dan air mata mulai membasahi wajahku, bagiku kakinya sedang menapaki kuntum-kuntum teratai, rantai borgol yang membelenggunya harusnya tak diperlukan lagi, sutera lembut dari melafal Amituofo lebih baik daripada rantai yang mengikatnya agar jangan melakukan pelanggaran lagi! Saya tidak tahu kemudian pengadilan menjatuhi hukuman apa padanya, juga tidak tahu di mana keberadaan nya, namun saya percaya, walau dimanapun dia berada, selama dia teringat melafal Amituofo, para Buddha dan Bodhisattva akan senantiasa melindunginya.
Melafal Amituofo – penjara jadi vihara
Kerisauan – rumah indah jadi penjara
Bagi seorang insan yang telah kembali ke jalan yang benar, penjara juga dapat dianggap sebagai tempat melatih diri, walau raga berada dalam penjara namun dengan melafal Amituofo dan melampaui segala ketidakpuasan dan kerisauan sehingga memperoleh kebebasan sejati. Sebaliknya orang yang walaupun tinggal di tempat yang berpemandangan indah, namun jika pikirannya penuh dengan kerisauan, diikat oleh gosip orang lain, maka penderitaan nya sama dengan masuk ke dalam penjara, tidak memperoleh kebebasan!
Dikutip dari Ceramah Master Dao-zheng :
Kelompok Gangster Berubah Menjadi Pesamuan Kolam Teratai