Melafal Amituofo tak perlu takut pada hantu (bagian 3 - tamat)
Mengapa bisa menjadi setan? Hati-hati, jangan sampai menjadi setan!
Mengapa bisa jatuh ke alam setan? Harus dipahami di mana kita terlahir adalah ditentukan oleh “gelombang pikiran” yang kita pancarkan, bila dalam keseharian gelombang pikiran kita beragam, maka tergantung gelombang mana yang paling banyak, maka itulah yang menghasilkan kekuatan daya tarik yang besar, menarik kita ke alam tersebut.
“Keserakahan” juga adalah gelombang pikiran, maka channel yang keluar adalah alam setan. Bila dalam keseharian sangat serakah, menjelang ajal merindukan orang yang disayangi, maka akan jatuh ke alam setan. Setan lebih menderita daripada manusia dan hewan. Maka bagi yang tak ingin jadi setan, jangan memancarkan gelombang pikiran “serakah”. Serakah pada makanan, suka tidur, suka ketenaran, serakah akan keuntungan, suka mengambil keuntungan dari orang lain, suka dipuji, suka rupa rupawan, semua ini memperkaya “pancaran gelombang pikiran serakah”, yang berarti mempersiapkan diri untuk menjadi setan. Asalkan muncul satu niat pikiran “serakah”, tak peduli tamak akan apa saja, juga sedang memancarkan gelombang ke channel alam setan, dan bila gelombang pikiran ini semakin banyak maka pancarannya semakin kuat, sampai menjelang ajal pun masih terus memancarkan gelombang ini, maka tentu saja channel yang bertepatan dengannya adalah Alam Setan. Maka itu ketika timbul niat serakah, cepatlah ganti dengan melafal Amituofo, mengubah pancaran gelombang pikiran ke arah lain.
Merasakan apa yang dirasakan makhluk lain, jangan ada sikap penolakan/benci
Mari kita mengambil contoh lagi, bila bunga dan rerumputan ada hantunya, apakah dengan menyingkirkan bunga tersebut, maka hantu jadi bisa lenyap? Bila kita tidak membangkitkan maitri karuna pada hantu, hanya ingin menyingkirkannya jauh-jauh, hantu pun akan berbalik membenci kita, kita harus merasakan perasaan makhluk lain, bila orang lain ingin menyingkirkan kita, kita juga merasa tak senang.
Insan yang tak memiliki maitri karuna barulah disebut yin dan kegelapan.
Lagipula, jika gara-gara takut hantu dan hendak memberikan tanaman bonsai itu kepada insan lain, bukankah ini berarti anda ingin “memberikan hantu kepada orang lain” agar orang lain juga menjadi ketakutan? Bukankah ini namanya tak memiliki maitri karuna? Orang yang di dalam hatinya tidak ada cahaya maitri karuna, adalah gelap gulita, ini berarti telah menjadikan hati sebagai hantu yang gelap. Sebersit niat pikiran buruk barulah disebut unsur yin.
Setan juga memiliki benih KeBuddhaan, juga bisa mencapai KeBuddhaan.
Dengan pikiran maitri karuna melafal Amituofo, setan jadi sukacita dan akan melindungi.
Jika kita dapat melafal Amituofo dengan hati maitri karuna, hantu yang ada di sekeliling kita, juga akan memperoleh pancaran cahaya Buddha, sehingga terlepas dari penderitaan dan mendapatkan kebahagiaan. Hantu juga memilki benih KeBuddhaan, jadi juga bisa mencapai KeBuddhaan, kita seharusnya berdoa dengan tulus agar mereka juga memiliki kesempatan untuk mendengarkan Dharma, ber-Trisarana dan membangkitkan Bodhicitta, dan menerima penyelamatan dari Buddha Amitabha, berkat kekuatan Buddha terlahir ke Alam Sukhavati, melepaskan penderitaan memperoleh kebahagiaan buat selama-lamanya, melatih diri dan mencapai KeBuddhaan. Lagipula, setan juga akan menghormati dan melindungi praktisi Nian-fo, kita melafal Amituofo dan melimpahkan jasa kebajikan ini kepada semua makhluk, setan juga akan memperoleh manfaat, membangkitkan pikiran bajik untuk melindungi kita.
Keyakinan yang paling berharga, adalah keyakinan pada Buddha.
Jangan percaya pada unsur yin dan kegelapan, menyia-nyiakan kehidupan.
Jadi tak peduli adanya hantu atau tidak, atau bertemu dengan unsur yin atau yang, seharusnya tetap membangkitkan keyakinan melafal Amituofo, jangan menggunakan kehidupan yang sungguh berharga ini untuk mempercayai pemikiran yang tak masuk akal. sehingga menjadi panik dan ketakutan, sampai-sampai terbawa ke alam mimpi menjadi mimpi buruk, bukankah ini disebut sudah jatuh tertimpa tangga pula?
Dikutip dari Ceramah Master Dao-zheng :
Kelompok Gangster Berubah Menjadi Pesamuan Kolam Teratai