Selasa, 28 Mei 2013

Mendengar Lantunan Tembang Sungai Gangga 01



Hari ini topik yang ingin saya ulas adalah “Mendengar Lantunan Tembang Sungai Gangga”, beberapa tahun yang lalu saya mengadakan perjalanan ke India, menaiki kapal feri melintasi Sungai Gangga, saat itu saya menenangkan diri mendengar alunan irama Sungai Gangga, irama yang terdengar sayu-sayu yang tiada hentinya, terdengar bagaikan semburan kelahiran dan kematian. Bila kita mendengarkan dengan penuh perhatian, setiap suara yang ada di Sungai Gangga, ada suara anak kecil, orang dewasa, tangisan, tawa, ………, , semua suara-suara yang berubah ini melebur dan menyatu, marilah kita mencoba mendengar semua suara ini yang melebur dan menyatu menjadi sepatah Amituofo. Lihatlah setiap potret Sungai Gangga, setiap bayangannya, setiap bayangan kapal feri yang lalu lalang pulang dan pergi, mentari yang terbenam, awan yang tergantung, burung-burung yang berterbangan, semua ini membentuk sungai kehidupan, sehingga kita dapat menikmati pemandangan di Sungai Gangga, dan mendengarkan alunan tembang Sungai Gangga.

Kapal feri terus melaju melintasi Sungai Gangga sampai pada pinggiran sungai yakni tempat kremasi orang India. Orang India bila mati sangat berjiwa besar, jasadnya tak perlu dimasukkan ke peti mati, hanya dibalut dengan kain, dan dibakar di krematorium Sungai Gangga. Jasad orang kaya dibakar dengan kayu yang cukup sehingga menjadi abu  yang sempurna, kemudian abunya dibuang ke Sungai Gangga, jasad orang yang miskin dibakar dengan seadanya saja, dan juga dibuang ke Sungai Gangga. Setibanya di sana, kami melihat ada sebuah tumpukan bara api, dan terjulur keluar sepasang kaki yang hitam, oh! Kaki yang sudah hangus ini pada awalnya memiliki kulit merah muda, lembut dalam gendongan bundanya. Beberapa waktu kemudian dia adalah jejak dalam tumpukan bunga, banyak pria muda yang ingin memilikinya, perlahan jalan berbatuan telah membuatnya jadi kasar, lambat laun dia jadi tua, dan layu, lama kelamaan dia menjadi sepasang kaki hangus di atas tumpukan api, dan kemudian menjadi penyeka pasir di Sungai Gangga. Marilah kita dengarkan lantunan tembang di Sungai Gangga, melihat potret di Sungai Gangga, potret  ini bukan hanya milik insan lain, namun juga milik kita sendiri, potret ini tiada habisnya saling berpadu menjadi satu.

Dikutip dari ceramah Master Dao-zheng --- Mendengar Lantunan Tembang Sungai Gangga