Kisah Suku
Sakya --- “Bertobat dengan kekuatan sendiri” dan “Bertobat dengan setulusnya
melafal Amituofo dan yakin pada Kekuatan Buddha”.
Bagian 2
Di dalam
sutra ada sebuah kisah, ada seorang samanera, dia mendengar seorang Bhiksu tua
sedang membaca sutra, samanera tersebut merasa kalau suara Bhiksu tua itu
sungguh tidak enak didengar, maka memarahinya : “Suaramu membaca sutra seperti
anjing menggonggong!”
Sesungguhnya
Bhiksu tua ini telah mencapai tingkat kesucian Arahat. Harus diperhatikan bahwa
suara membaca sutra Buddha dari Arahat, di telinga orang awam yang angkuh,
mungkin tidak enak kedengarannya, maka sembarangan memarahi orang, tidak
tahunya ternyata orang yang dimarahi itu adalah Arahat.
Di kening
Arahat takkan tertulis “saya adalah Arahat”, dan juga takkan memberimu kartu
nama yang tertulis “sudah mencapai Arahat”, maka itu mata orang awam tidak bisa
mengenaliNya.
Bhiksu tua
Arahat ini memberitahukan samanera agar segera bertobat, jika tidak maka akibat
dari menfitnah orang suci adalah sangat berat. Samanera ini amat panik dan
cepat-cepat bertobat, tetapi dia bukan melafal Amituofo, dia bertobat dengan
kekuatannya dirinya sendiri.
Setelah
bertobat dengan selekas mungkin, akhirnya dia dapat mengelak dari hukuman
neraka karena telah menfitnah orang suci, tetapi harus juga terlahir menjadi
anjing selama 500 tahun.
Dari kisah
ini dapat diketahui bahwa bertobat dengan kekuatan sendiri, maka kekuatan
pertobatan tersebut ada batasnya; harus menangis tersedu-sedu barulah dapat
mencapai pertobatan tingkat rendah. Tetapi sebagian dari kita melakukan
pertobatan pada dasarnya takkan sampai begitu sedih, bahkan terkadang hanyalah
sepatah dua patah ucapan belaka, sampai tahap terendah saja kita tidak sanggup
mencapainya, maka itu sulit untuk memunculkan fungsi pertobatan tersebut.
Pertobatan
tingkatan atas adalah harus sampai sepasang mata mengeluarkan darah. Pertobatan
dengan kekuatan sendiri adalah bagaikan di atas pakaian terdapat tinta hitam
yang begitu kotor, noda minyak, jika hanya membersihkannya dengan air,
sesungguhnya takkan berhasil, mungkin hanya akan jernih sedikit saja. Sedangkan
melafal Amituofo, pertobatan yang mengandalkan Kekuatan Buddha, adalah ibarat
menggunakan sikat yang kuat untuk membersihkannya, hasilnya tentu saja tidak sama.
Petikan
Ceramah Master Dao Zheng : Penyelamatan Dari Klinik 24 Jam
釋迦族的故事——『靠自力的忏悔』和『至心念佛信靠佛力的忏悔』
(二)
在經典上有講到一個故事,有一個沙彌,他聽到一位老比丘在誦經,他覺得他誦經的聲音很不好聽,就罵他說:『你誦經的聲音像狗叫一樣!』
這位老比丘是證果阿羅漢。大家要特別注意,證果阿羅漢在誦佛經的聲音,在一個有驕慢心的凡夫聽起來,可能也覺得很難聽,就隨便開口罵人。罵得洋洋得意,沒想到罵了聖人,罵了證果阿羅漢。阿羅漢額頭上面也不會寫阿羅漢啦,也不會名片上寫著『證果阿羅漢』,所以凡夫眼睛是看不出來的。
這位阿羅漢老比丘就告訴沙彌,請他趕快忏悔,否則毀謗聖人的業報是很重的。這位沙彌也嚇了一跳,他趕快忏悔,他不是念佛,他是自力的忏悔。緊急忏悔之後,免掉了毀謗聖人要墮地獄的果報,但是還是墮為狗身,作了五百世的狗。
由這個故事知道,靠自力的忏悔,忏悔的力量是很有限的;要痛哭流涕才達到下品忏悔。可是我們一般忏悔根本就沒有那麼痛切,有時候只是口頭隨便講講,連痛哭流涕這種下品程度都不到,所以很難發生忏罪的功能。
上品的忏悔要忏到雙目流血。自力的忏悔,就像衣服上有很骯髒的墨汁、油垢,隨便用水洗一洗,其實是洗不掉的,可能是變淡一點罷了。而念佛、信靠佛力的忏悔,就像是用了強力去污劑,強力洗潔劑,那效果是大不相同的。
節錄自 :道證法師 《永不休診的救度》